Integrator Operational Amplifier

Integrator Op-Amp Menghasilkan Tegangan Output yg Proporsional dengan Amplitudo serta Durasi Sinyal Input. Sebagai bab penguat umpan balik Positif atau Negatif atau rangkaian penambah atau pengurang memakai resistensi murni pada masukan maupun umpan balik.


Tapi bagaimana, Untuk mengubah elemen umpan balik Resistif Murni (Rƒ) dari penguat pembalik ke yg dari reaktansi tergantung Frekuensi, (X) jenis elemen kompleks, menyerupai Kapasitor C.  Apa yg akan menso imbas pada operasi nya ? 
Amplifier Output tegangan di atas rentang frekuensi.


Dengan mengganti perlawanan umpan balik dengan kapasitor, mempunyai Jaringan RC terhubung ke umpan balik penguat operasional, menghasilkan jenis rangkaian penguat operasional yg disebut Op-Amp Integrator.

Dasar Integrator

Rangkaian Op-Amp, Umpan Balik yg dipakai bersifat Resistif dengan jalur Resistif pribadi membentuk setidaknya sebagian jaringan. Namun untuk Integrator tidak terso - komponen menyediakan umpan balik antara output serta Input Op-Amp yakni Kapasitor.

Integrator Op-Amp menyiratkan, melaksanakan fungsi yg setara elektronik dengan fungsi integrasi matematika. Bahkan sirkuit integrator elektronik sanggup dipakai dalam Komputer Analog.

Rangkaian menghasilkan Output sebanding Integral dari tegangan inputnya terhadap waktu. Berarti Tegangan Output sewaktu-waktu ditentukan oleh Tegangan Keluaran Awal, usang waktu Tegangan Input serta Nilai Tegangan Input.


Operasi Penguat Integrator

Penguat Integrator Operasional Dasar terdiri dari Op-Amp dengan Kapasitor antara Output serta Input Pembalik serta Resistor dari Input Pembalik ke Input.


Perhatikan ! ... Ketika Sinyal diterapkan ke Input Pembalik,
Output dari rangkaian yakni kebalikan dari Jaringan Integrator CR dasar.


Perhitungan utama dibutuhkan rangkaian untuk memilih Tegangan Output untuk Tegangan Input yg diberikan untuk waktu tertentu. Tegangan output meningkat (Laju perubahan) ditentukan oleh nilai resistor serta kapasitor, "RC waktu konstan". Dengan mengubah nilai konstanta waktu RC.


Dimana.
     Vout = Tegangan Output dari Op-Amp Integrator
     Vin   = Tegangan Input
       T   =  Waktu sesudah mulai penerapan tegangan dalam hitungan detik
       R   =  Nilai Resistor dalam Integrator dalam Ω
       C   =  Kapasitansi Kapasitor Integrator dalam Farads
       c   =  Konstanta Integrasi serta yakni Tegangan Awal Output

Tanda Negatif persamaan mencerminkan Inversi dihasilkan dari penggunaan Input Pembalik Op-Amp.

Jika menerapkan sinyal input yg terus berubah menyerupai gelombang persegi ke input dari Amplifier Integrator maka kapasitor akan mengisi serta debit sebagai balasan terhadap perubahan dalam Sinyal Input.



Sinyal Output menso bentuk gelombang gigi gergaji yg dipengaruhi oleh konstanta waktu RC dari resistor / kombinasi kapasitor pada frekuensi yg lebih tinggi, kapasitor mempunyai lebih sedikit waktu untuk terisi penuh.

Memperoleh Output Tegangan Ideal untuk Op-Amp Integrator sebagai:
Dimana:
ω = 2πƒ
Tegangan Output Vout yakni konstan 1/RC kali integral dari tegangan input Vin sehubungan dengan waktu. Tanda minus (-) memperlihatkan pergeseran fasa 180o alasannya yakni sinyal input terhubung pribadi ke Input pembalik op-amp.

Kejenuhan

Output dari integrator tidak sanggup meningkat tanpa batas waktu alasannya yakni output akan terbatas. Output Op-Amp Integrator dibatasi oleh suplai serta kejenuhan Op-Amp itu sendiri, yaitu seberapa bersahabat dengan rel output sanggup berayun.


Mendesain, perlu untuk membatasi penguatan atau meningkatkan tegangan rel untuk mengakomodir kemungkinan ayunan tegangan output. 

Sementara tegangan input kecil serta untuk waktu yg singkat sanggup diterima, perawatan harus diambil ketika merancang sirkuit di mana tegangan input dipertahankan selama periode waktu yg lebih lama.

Sinyal AC Op-Amp Integrator

Mengubah sinyal masukan gelombang persegi menso gelombang sinus dengan frekuensi bervariasi, Op-amp Integrator berperforma kurang serta berperilaku lebih menyerupai aktif "Low Pass Filter", meneruskan sinyal frekuensi rendah serta menipiskan tinggi frekuensi.

Sirkuit menghubungkan nilai resistansi tinggi secara paralel dengan kapasitor pengisian serta pemakaian secara terus menerus. Penambahan resistor umpan balik, R2 di kapasitor, C menawarkan rangkaian karakteristik penguat pembalik dengan Gain Loop Tertutup terbatas R2 / R1.



Hasil pada frekuensi yg rendah sirkuit bertindak sebagai Integrator Standar, pada frekuensi yg lebih tinggi kapasitor keluar dari resistor umpan balik, R2 alasannya yakni imbas dari reaktansi kapasitif mengurangi Penguatan Amplifier.
Amplifier Integrator DC, tegangan outputnya akan menso integral dari bentuk gelombang sehingga ketika input yakni gelombang persegi, gelombang keluaran berbentuk segitiga.

Amplifier Integrator DC, Gelombang Input Sinusoidal akan menghasilkan Gelombang Sinus lain sebagai outputnya akan menso 90o out-of-phase dengan input menghasilkan Gelombang Kosinus.

Ketika Input Segitiga, bentuk gelombang output pun sinusoidal. lalu membentuk dasar dari Active Low Pass Filter menyerupai terlihat sebelumnya di bab filter tutorial dengan frekuensi sudut.


Aplikasi Op-Amp Integrator

➤ Digunakan untuk melaksanakan operasi kalkulus di komputer analog.
➤ Mengintegrasikan sirkuit yg dipakai dalam konverter Analog-ke-Digital,
➤ Mengintegrasikan sinyal yg mewakili pedoman air, menghasilkan sinyal yg
    mewakili jumlah total air yg dilewati oleh pengukur aliran. 
➤ Aplikasi integrator kasertag sebagai penghitung dalam perdagangan 
    Instrumentasi Industri.

Ringkasan Integrator Op-Amp

Digunakan untuk melaksanakan operasi kalkulus menyerupai Diferensiasi serta Integrasi. Kedua konfigurasi memakai komponen reaktif (biasanya kapasitor dari induktor) di bab umpan balik dari rangkaian.

Sirkuit yg melaksanakan operasi matematika dari integrasi terhadap waktu, pada sinyal input, yaitu tegangan output sebanding dengan tegangan input yg diintegrasikan dari waktu ke waktu.

Output Integrator berada di luar fase oleh 180o sehubungan dengan input, alasannya yakni input diterapkan ke terminal input pembalik op-amp. Mengintegrasikan sirkuit untuk menghasilkan gelombang ramp dari input gelombang persegi.

Mengintegrasikan amplifier mempunyai batasan frekuensi dikala beroperasi pada sinyal gelombang sinus.

Bjt Common Configuration

Bipolar Junction Transistor Perangkat semikonduktor yg sanggup dipakai untuk Switching atau AmplifikasiDioda, terbuat dari dua bab materi semikonduktor membentuk PN-Junction, Sifat serta Karakteristiknya.

Gabungan dua dioda menghasilkan tiga lapisan, dua persimpangan, tiga terminal membentuk basis Bipolar Junction Transistor, atau BJT. Tiga perangkat aktif dari materi semikonduktor yg berbeda yg sanggup bertindak baik sebagai isolator atau konduktor dengan penerapan tegangan sinyal kecil. 

Tipe Dasar konstruksi Transistor BIPOLAR,
 ➽  PNP - Material semikonduktor Tipe-P, Tipe-N serta Tipe-P 
 ➽  NPN - Material semikonduktor Tipe-N, Tipe-P serta Tipe-N 



Emitter (E), Base (B), Collector (C)

Kemampuan Transistor BIPOLAR
Memungkinkan dua fungsi dasar
 ➽  "Amplifikasi" (Elektronik Analog)
 ➽  "Beralih / Switching" (Elektronik Digital)

Beroperasi tiga wilayah berbeda:
 ➽  Wilayah Aktif
    - Transistor beroperasi sebagai penguat serta Ic = β * Ib
 ➽  Wilayah Saturasi
    - Tansistor "Sepenuhnya-ON" sebagai switch serta Ic = I (saturasi)
 ➽  Wilayah Cut-off
    - Transistor "Sepenuhnya-OFF" sebagai switch serta Ic = 0

Konfigurasi Transistor Bipolar

Perangkat tiga terminal, intinya ada tiga cara yg mungkin untuk menghubungkannya dalam sirkuit elektronik dengan satu terminal yg umum untuk kedua input serta output. 

Metode Koneksi merespon secara berbeda terhadap sinyal inputnya di dalam rangkaian alasannya yakni karakteristik statis transistor bervariasi dengan setiap pengaturan rangkaian.

Konfigurasi Common Base (CB)
 - Memiliki Penguatan Tegangan tetapi tidak ada Penguatan Arus.
Konfigurasi Common Emitter (CE)
 - Memiliki Penguatan Arus serta Tegangan.
Konfigurasi Common Collector (CC)
 - Memiliki Penguatan Arus tetapi tidak ada Penguatan Tegangan.

Konfigurasi Common Base (CB)

Konfigurasi Basis yg di-Ground, Koneksi BASE untuk sinyal input serta output. Sinyal input diterapkan antara basis transistor serta terminal emitor, sesertagkan sinyal output yg sesuai diambil dari Basis serta Kolektor.

Arus input yg mengalir ke emitor cukup besar alasannya yakni jumlah dari arus basis serta arus kolektor, keluaran arus kolektor lebih kecil dari input arus emitor yg menghasilkan kegunaan arus untuk rangkaian rangkaian "1". Konfigurasi Basis "Melemahkan" sinyal input.


Rangkaian penguat tegangan non-pembalik, di mana tegangan sinyal Vin serta Vout "In-Phase". Tengaturan transistor tidak umum alasannya yakni karakteristik Gain tegangan yg tinggi. Karakteristik masukan Forward Biased Diode, karakteristik output memperlihatkan dari  Illuminated Photo-Diode.

Memiliki rasio output yg tinggi terhadap resistansi masukan atau "Load" resistansi (RL) ke "Input" resistance (Rin) memberi nilai "Resistance Gain"


Konfigurasi Common Emitter (CE)

Konfigurasi Emitor di-Ground, Sinyal input diterapkan antara basis serta emitor, sementara output diambil dari antara Kolektor serta Emitor. Jenis konfigurasi yg paling umum dipakai untuk amplifier berbasis transistor serta yg mewakili metode "Normal" dari koneksi transistor bipolar.

Konfigurasi Penguat Emitor menghasilkan arus serta kekuatan tertinggi dari semua konfigurasi tiga transistor bipolar. Karena impesertasi input LOW terhubung ke PN-Junction Forward Biased, sesertagkan impesertasi output TINGGI alasannya yakni diambil dari PN-Junction Reverse Biased.


Arus mengalir keluar dari transistor harus sama dengan arus yg mengalir ke transistor sebagai arus emitor sebagai Ie = Ic + Ib.  Karena resistan beban (RL) dihubung secara seri dengan kolektor, Gain Arus konfigurasi transistor emitor cukup besar alasannya yakni rasio Ic / Ib. Keuntungan arus diberikan simbol Beta, (β).
Konfigurasi Common Collector (CC)

Konfigurasi Kolektor di-Ground, kolektor kini umum melalui suplai. Sinyal input terhubung pribadi ke basis, sementara output diambil dari beban emitor ibarat yg ditunjukkan. Jenis konfigurasi ini umumnya dikenal sebagai sirkuit Voltage Follower atau Emitter Follower.

Konfigurasi Pengikut Emitor, mempunyai kegunaan untuk aplikasi pencocokan impesertasi alasannya yakni impesertasi masukan yg sangat tinggi, di wilayah ratusan ribu Ohms sementara mempunyai impesertasi keluaran yg relatif rendah.


Konfigurasi Emitor mempunyai Gain Arus kurang lebih sama dengan nilai β dari transistor. Resistansi beban terletak secara seri dengan emitor sehingga arusnya sama dengan arus emitor. Karena arus emitor, kombinasi pengumpul serta campuran arus basis, resistan beban jenis konfigurasi mempunyai arus kolektor serta arus masukan dari basis yg mengalir melaluinya. Gain Rangkaian ARUS.

Jenis konfigurasi transistor bipolar, Rangkaian non-pembalik di mana tegangan sinyal Vin serta Vout yakni "In-Phase". Memiliki Gain tegangan yg kurang dari "1" (Kesatuan). Resistansi beban transistor kolektor mendapatkan arus basis serta kolektor menawarkan penguatan arus yg besar, menawarkan penguatan arus yg baik dengan sedikit penguatan tegangan.
.
Ringkasan Transistor Bipolar


Perilaku transistor bipolar dikonfigurasi berbeda serta karakteristik rangkaian yg berbeda berkaitan dengan impesertasi masukan, impesertasi keluaran serta perolehan penguatan tegangan, penguatan arus atau penguatan daya.



Hubungan antara transistor arus DC individu 
yg mengalir melalui setiap kaki serta arus DC

Karakteristik Konfigurasi Transistor





Darlington Transistor

Transistor Darlington, Pengaturan khusus dua standar NPN atau PNP BIPOLAR Junction Transistor (BJT) yg dihubungkan bersama. 


Transistor sebagai Switch, dipakai sebagai penguat,
Transistor Persimpangan Bipolar (BJT) untuk beroperasi Saklar ON-OFF.
Apa Gain Arus ?
Transistor mempunyai karakteristik disebut hFE-nya. Jumlah arus yg sanggup melewati beban di sirkuit  dikala transistor dihidupkan.
     Load Current = Input Current x Transistor Gain (hFE)

Penguatan arus bervariasi untuk transistor berbeda serta dicari di lembar data perangkat. Untuk transistor normal sekitar 100. Berarti arus tersedia untuk menggerakkan beban akan 100 kali lebih besar daripada input ke transistor.

Mengapa Pasangan Darlington ?

Jumlah arus input yg tersedia untuk menghidupkan transistor sangat rendah. Berarti transistor tidak sanggup melewati arus yg dibutuhkan beban.
     Arus Masukan x Gain Transistor (hFE)

Jika untuk meningkatkan arus input maka gain transistor perlu ditingkatkan. Dicapai dengan memakai Pasangan Darlington.

Pasangan Darlington sebagai transistor tetapi dengan Gain Arus.
     Total Gain Arus (total hFE)
     = Gain arus transistor 1 (hFE t1) x Gain arus transistor 2 (hFE t2)

Jika mempunyai dua transistor dengan Gain Arus (hFE) = 100
     (Total hFE) = 100 x 100
     (Total hFE) = 10.000

Memberikan penguatan arus yg jauh lebih besar ketimbang dengan satu transistor. Memungkinkan arus masukan yg sangat rendah untuk mengalihkan arus beban yg jauh lebih besar.

Darlington Transistor

Pasangan dua transistor bipolar terhubung satu perangkat tunggal. Standar: Base, Emitter serta Collector menghubungkan lead serta banyak sekali macam gaya serta tegangan (serta arus) versi NPN serta PNP.


Emitter dari satu transistor terhubung ke Base yg lain untuk menghasilkan transistor yg lebih sensitif dengan Gain Arus yg jauh lebih besar mempunyai kegunaan dalam aplikasi di mana Arus Amplifikasi atau Switching diperlukan.

Tegangan Aktivasi Basis

Untuk menyalakan transistor, tegangan input dasar transistor harus lebih besar dari 0.7V. Karena dua transistor dipakai pasangan Darlington, nilai berlipat ganda. Tegangan dasar harus lebih besar dari 0,7 V x 2 = 1,4 V.

Jatuh tegangan di Kolektor serta Emitor Pasangan Darlington dikala menyalakan akan menso sekitar 0,9 V. Jika tegangan suplai 5V tegangan di beban akan berada di sekitar 4.1V (5V - 0.9V)

Pasangan NPN Darlington

Kolektor dari dua transistor terhubung bersama, Emitor TR1 menggerakkan Base TR2. Konfigurasi mencapai perbanyakan β alasannya ialah untuk ib arus basis, arus kolektor β*ib dimana Gain Arus lebih besar dari satu, atau kesatuan.

Gain Arus keseluruhan, β diberikan oleh Gain dari transistor pertama dikalikan dengan Gain transistor kedua sebagai Gain Arus dari dua transistor bertambah.

Sepasang transistor bipolar dikombinasikan bersama untuk menciptakan satu pasangan transistor Darlington dianggap sebagai transistor tunggal dengan nilai β yg sangat tinggi serta hasilnya resistansi masukan yg tinggi.

ULN2003A
Darlington Transistor Array

Array Darlington Transistor Unipolar murah dengan efisiensi tinggi serta konsumsi daya rendah sehingga mempunyai kegunaan untuk menggerakkan banyak sekali beban termasuk solenoida, relay DC Motor serta LED display atau lampu filamen. 



ULN2003A - Tujuh pasang transistor darlington dengan pin input di sebelah kiri serta pin output berlawanan. Darlington driver mempunyai impesertasi input yg sangat tinggi serta gain arus dari gerbang kebijaksanaan CMOS TTL atau + 5V. Untuk kebijaksanaan + 15 V CMOS, gunakan ULN2004A serta untuk tegangan switching yg lebih tinggi sampai 100V, memakai SN75468.

Pasangan Transistor Sziklai

Dari penemu Hungarianya, George Sziklai, perangkat komplementer atau adonan Darlington terdiri dari transistor pelengkap NPN serta PNP terpisah yg terhubung bersama.

Kombinasi ini mengalir dari NPN serta PNP transistor mempunyai kegunaan bahwa pasangan Sziklai melaksanakan fungsi dasar dari pasangan Darlington kecuali hanya membutuhkan 0.6v.

Untuk MENGAKTIFKAN menyerupai konfigurasi Darlington standar, gain arus sama dengan β2 untuk transistor yg sama-sama cocok atau diberikan oleh unit dari dua kegunaan untuk transistor individual yg tak tertandingi.

Aplikasi Transistor Darlington

Aplikasi dimana Gain tinggi diharapkan pada Frekuensi Rendah.
 ➽  Regulator Daya
 ➽  Tahap penguat Audio O/P
 ➽  Mengontrol Motor
 ➽  Tampilkan Driver
 ➽  Mengontrol Solenoid
 ➽  Sensor Cahaya serta Sentuh







Fet Common Configuration

JFET (Junction Field Effect Transistor) Konfigurasi Rangkaian, Parameter desain menso dasar desain rangkaian keseluruhan. Gerbang serta Format akses umum yg mempunyai karakteristik tegangan serta arus berbeda serta Impesertasi Input serta Output.


Memilih Konfigurasi Rangkaian FET yg benar ialah salah satu langkah pertama dalam desain sirkuit FET. Topologi ialah salah satu parameter desain utama yg menso dasar desain rangkaian keseluruhan.

 ➤ Common Source (CS)
 ➤ Common Gate (CG)
 ➤ Common Drain (CD)



Masing-masing mempunyai karakteristik tegangan serta arus yg berbeda serta impesertasi input serta output.

JFET (Junction Field Effect Transistor)

Perangkat Kontrol Tegangan Uni-polar tiga terminal
Drain - Saluran (D)   Source - Sumber (S)   Gate - Gerbang (G)

JFET - Perangkat Kontrol Tegangan Uni-Polar di mana tegangan diterapkan ke terminal Gerbang. memungkinkan arus mengalir melalui JFET, menghasilkan input tegangan yg sama dengan arus yg mengalir melalui transistor.

Pengoperasian JFET tergantung pada meserta listrik yg dibuat oleh tegangan input yg diberikan, sehingga disebut Field Effect Transistor.

JFET diklasifikasikan menso dua jenis menurut operasi
 ➤ Tipe-N Channel
 ➤ Tipe-P Channel


 ➤ Tipe-N Channel

Arus yg mengalir melalui akses ialah Negatif yaitu anutan arus dilakukan oleh anutan elektron disebut sebagai Pengotor Donor.

Ukuran konduktivitas elektron, jauh lebih tinggi daripada lubang di konfigurasi Type-P, alasannya ialah elektron tiba dengan tingkat mobilitas yg tinggi daripada lubang. konfigurasi Type-N lebih efisien daripada konfigurasi Type-P.


Gerbang dalam kondisi bias terbalik di JEFT hampir nol, sementara arus basis dalam transistor sambungan bipolar tiba dengan nilai lebih besar dari  Nol.

 ➤ Tipe-P Channel

Arus yg mengalir melalui akses ialah Positif yaitu anutan arus dilakukan oleh anutan lubang disebut Pengotor Akseptor. Konfigurasi Tipe-N serta Tipe-P mempunyai karakteristik yg sama dengan beberapa pengecualian.

Operator di konfigurasi Type-N adalah electorn, sepertinya Negatif Operator dalam konfigurasi Type-P adalah lubang, maka arus tampak positif.

Biasing tegangan disokong Polaritas terbalik. Tegangan yg diterapkan di terminal gerbang dipakai untuk mengontrol arus yg mengalir di antara sumber serta mengalir.

Karena JFET ialah perangkat yg dikontrol tegangan serta tidak ada arus yg mengalir melalui terminal gerbang Ig = 0. Dalam hal ini, arus yg mengalir keluar dari terminal sumber akan sama dengan arus yg mengalir ke terminal pembuangan yaitu. Is = Id.

Dasar Konfigurasi FET

Terminologi dipakai untuk memperlihatkan tiga konfigurasi FET dasar menunjuk kan elektroda FET untuk kedua input serta output sirkuit. 

Seperti transistor persimpangan bipolar, transistor efek meserta menso perangkat tiga terminal bisa tiga mode operasi yg berbeda serta alasannya ialah itu sanggup dihubungkan dalam rangkaian di salah satu konfigurasi berikut.

Konfigurasi Common Source (CS)

Analog dengan konfigurasi emitor umum di transistor-transistor bipolar. Dalam konfigurasi ini, tegangan input diterapkan ke terminal gerbang serta output yg di dapatkan ialah dari terminal pembuangan. 

Mode operasi ini disokong dengan tegangan yg dipersenjatai serta impesertasi tinggi, oleh alasannya ialah sebagian besar dipakai dalam amplifikasi frekuensi audio yg tinggi. Karena merupakan rangkaian penguatan, memungkinkan output dialihkan 180º dari inputnya.

Moda sumber umum koneksi FET umumnya dipakai penguat frekuensi audio serta dalam pre-amp impesertasi masukan tinggi serta tahapan. Menso sirkuit menguatkan, sinyal output adalah 180° "Out-of-Phase" dengan input.

Konfigurasi Common Drain (CD)

Analog dengan Konfigurasi Kolektor umum di transistor bipolar persimpangan. Dalam konfigurasi, tegangan input diterapkan ke gerbang serta sinyal output dikumpulkan dari sumbernya.

Penting untuk dicatat tidak ada sinyal yg diterapkan ke terminal pembuangan. Vdd hanya menggambarkan tegangan bias. Mirip dengan konfigurasi gerbang umum, di sini "Sinyal output dalam fase dengan sinyal input"


Input diterapkan ke Gate serta outputnya diambil dari Sumber. Konfigurasi “Follower Sumber” mempunyai impesertasi input yg tinggi serta impesertasi output yg rendah serta gain tegangan Near-Unity digunakan Buffer Amplifier. 

Gain tegangan dari konfigurasi pengikut sumber kurang dari satu, serta sinyal output ialah "In-phase" dengan Sinyal input.

Jenis konfigurasi ini disebut sebagai “Common Drain” karena tidak ada sinyal yg tersedia di sambungan saluran, tegangan yg ada, +VDD hanya memperlihatkan bias. Output dalam fase dengan input.

Konfigurasi Common Gate (CG)

Analog dengan konfigurasi basis umum di transistor bipolar. Konfigurasi, tegangan input diterapkan ke terminal sumber serta output muncul di terminal pembuangan sementara gerbang terhubung ke Ground.

Pada konfigurasi ini impesertasi akan rendah ketimbang dengan konfigurasi sumber umum. Konfigurasi ini banyak dipakai dalam sirkuit pencocokan frekuensi tinggi serta impesertasi. Tidak menyerupai konfigurasi sumber umum, di sini "Sinyal output dalam fase dengan sinyal input"


Fitur impesertasi input yg tinggi dari koneksi sebelumnya hilang dalam konfigurasi ini alasannya ialah gerbang umum mempunyai impesertasi masukan yg rendah, tetapi impesertasi output yg tinggi.

Jenis konfigurasi dipakai sirkuit frekuensi tinggi atau rangkaian pencocokan impesertasi yg impesertasi input nya rendah harus dicocokkan dengan impesertasi output yg tinggi. Outputnya ialah "In-phase" dengan input.

Ringkasan Konfigurasi Rangkaian

JFET secara luas dipakai dalam banyak Aplikasi elektronik.
Terutama dipakai untuk tujuan amplifikasi.

Konfigurasi Rangkaian FET
JFET dipakai untuk mendapat sinyal audio frekuensi tinggi.
Berguna untuk mendapat sirkuit pencocokan impesertasi.


Amplifier JFET

JFET sanggup dipakai untuk menciptakan rangkaian penguat kelas A tunggal dengan penguat sumber umum JFET serta karakteristik yg sangat menyerupai dengan rangkaian emitor umum BJT. 

Keuntungan utama amplifier JFET mempunyai lebih dari amplifier BJT ialah impesertasi input tinggi yg dikendalikan oleh jaringan resistif Gerbang Biasing yg dibuat oleh R1 serta R2 menyerupai yg ditunjukkan.


Rangkaian penguat sumber umum (CS) bias di kelas "A" mode oleh jaringan pembagi tegangan yg dibuat oleh resistor R1 serta R2. Tegangan di Sumber RS resistor umumnya diatur menso sekitar seperempat VDD, (VDD / 4) tetapi sanggup berupa nilai yg masuk akal.




Tegangan Gerbang yg dibutuhkan kemudian sanggup dihitung dari nilai RS. Karena Gerbang ketika ini nol, (IG = 0) sanggup meyesuaikan tegangan DC yg diharapkan dengan pemilihan resistor R1 serta R2 yg tepat.


Kontrol arus Drain oleh potensial Gerbang negatif menciptakan Junction Field Effect Transistor mempunyai kegunaan sebagai saklar serta penting bahwa tegangan Gerbang tidak pernah faktual untuk JFET saluran-N alasannya ialah arus akses akan mengalir ke Gerbang serta bukan Tiriskan yg menimbulkan kerusakan pada JFET. 

Prinsip Operasi, JFET P-Channel sama dengan JFET N-Channel, kecuali bahwa polaritas tegangan harus dibalik.