Rajin Sikat Gigi Bisa Mencegah Radang Paru-paru

Menyikat gigi setiap hari tak hanya sekedar mencegah penyakit gigi dan gusi serta infeksi pernapasan, namun juga membantu mengurangi risiko pneumonia (radang paru-paru).


Peneliti dari Yale University School of Medicine melakukan penelitian terhadap 37 pasien di rumah sakit selama satu bulan. Mereka menemukan adanya perubahan bakteri di mulut pada pasien penyakit paru-paru.

Para peneliti menyakini bahwa proses perubahan pada bakteri mulut memainkan peranan dalam risiko timbulnya pneumonia. Hal ini didasari pada temuan peneliti bahwa pasien sakit paru-paru awalnya 'memelihara' bakteri di dalam mulut mereka. 

Peneliti mengungkapakan bahwa ribuan orang berusia lanjut yang berisiko menderita penyakit paru-paru memiliki risiko tinggi dari perkembangan pneumonia bila mereka kurang peduli dengan kebersihan dan kesehatan giginya. 

"Hubungan yang sistemik antara penyakit gusi dan kesehatan secara keseluruhan telah diketahui dengan baik, dan kini terbukti menjaga kesehatan mulut bisa benar-benar membantu mencegah penyakit," ungkap Nigel Carter, pimpinan Organisasi Kesehatan Gigi.

Penelitian ini bukanlah penelitian yang pertama kali menghubungkan penyakit paru-paru dengan kesehatan gigi dan gusi. Sebelumnya, para peneliti mengaitkan penyakit pernapasan, yang disebabkan terjadinya infeksi dada akibat bakteri (bacterial chest infections), yang masuk melalui mulut dan kerongkongan menuju paru-paru.

Hal ini tentu saja bisa menimbulkan infeksi, seperti pneumonia, atau justru memperburuk kondisi yang sudah ada. 

Carter menambahkan bahwa menyikat gigi selama dua menit dua kali sehari menggunakan pasta gigi yang mengandung fluoride, membersihkan sela-sela gigi setiap hari dengan menggunakan sikat gigi interdental atau floss, mengurangi makanan dan minuman yang manis-manis dan mengunjungi dokter gigi secara teratur adalah sebuah permulaan yang baik. 

"Jika Anda mengalami gusi bengkak dan berdarah ketika Anda menyikat gigi, napas yang bau, gigi yang goyah atau sering mengalami infeksi gigi, kemungkinan Anda mengalami penyakit gusi. Bila ada di antara gejala-gejala tersebut yang membandel, atau menunjukkan tanda-tanda adanya penyakit pneumonia, kunjungi segera dokter gigi," tambahnya.

Penyebab Utama Bau Mulut

Bau mulut memang mengganggu dalam pergaulan. Menurut dr Zubairi Djoerban, spesialis penyakit dalam, penyakit napas bau atau halitosis, adalah keadaan di mana terdapat bau yang tidak menyenangkan dari napas seseorang. Dapat disebabkan oleh bakteria yang berkembang akibat makanan yang tertinggal di dalam mulut.  Halitosis cukup sering ditemukan, dan bersama-sama dengan karies gigi dan penyakit periodontium merupakan penyebab tersering seseorang pergi berobat ke dokter gigi. 


Halitosis selain pada orang yang sedang sakit, juga ditemukan pada orang sehat sewaktu  bangun tidur pagi hari. Hal tersebut terjadi akibat bakteria yang berada di sekitar mulut menjadi aktif, karena ada sisa makanan yang tertinggal di dalam mulut, di sekitar celah-celah gigi, kerongkongan, langit langit, sekitar lidah dan gusi.

Bakteria aktif waktu malam hari ketika kita tidur, karena ada sisa makanan,  pH air liur yang lebih asam, dan kurang aktivitas mengunyah dan bicara.  Sebetulnya mulut bau mudah dicegah, relatif mudah diobati, namun juga mudah terjadi  jika kesehatan dan kebersihan mulut tidak dijaga.

Selanjutnya, menurut dr Zubairi yang juga konsultan onkologi dan hematologi medik ini, bau mulut juga dapat disebabkan oleh penyakit ginjal menahun, penyakit hati menahun, infeksi saluran napas dan sinusitis (radang sinus, rongga di tulang wajah). Bau mulut juga dapat dipicu oleh penyakit di gusi (gusi bengkak atau gusi berdarah). Untuk menghindari bau mulut diperlukan cukup minum  dan cukup banyak bicara dan mengunyah.

Merokok dan minum alkohol juga merupakan penyebab yang sering ditemukan pada mulut bau (serta penyebab berbagai  penyakit lain), karena itu harus dihentikan. Penyebab mulut bau  yang lumayan sering ditemukan adalah kebiasaan makan  makanan  berbau, misalnya petai, jengkol, bawang, dan durian. Beberapa obat antihistamin, diuretik  juga dapat  mengeluarkan bau tidak enak.

Kecanduan Internet Bisa Merusak Otak

Majunya perkembangan teknologi membuat seseorang menjadi kecanduan internet. Candu terhadap internet terlihat dari intensi waktu yang dihabiskan seseorang untuk duduk manis di depan komputer atau segala macam alat elektronik yang memiliki koneksi internet.


Kecanduan ini tak hanya sekedar membuat stres, menutupi diri dari lingkungan sosial dan membuat Anda selalu kurang tidur, tapi sebuah penelitian terbaru mengungkapkan bahwa pecandu internet berisiko memiliki perubahan otak, yang sama dengan mereka yang kecanduan akan narkoba atau alkohol.

Sebuah penelitian yang dipimpin oleh Hao Lei dari Chinese Academy of Sciences, Wuhan, melakukan scan otak terhadap 17 remaja, berusia 14-21 tahun yang diduga menderita kecanduan internet, atau dikenal dengan istilah internet addiction disorder (IAD).

Masing-masing partisipan harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti, seperti "Apakah Anda berulang kali melakukan upaya untuk mengontrol, mengurangi, atau menghentikan penggunaan internet?"

Para peneliti membandingkan scan otak remaja tersebut dengan 16 orang remaja yang tidak mengalami kecanduan internet pada usia dan jenis kelamin yang sama.

Hasil temuan yang dipublikasikan dalam jurnal PLoS One, menemukan bahwa remaja yang kecanduan internet memiliki kerusakan di materi putih otaknya, sebuah bagian otak yang mengandung serat saraf yang menghubungkan antara sel-sel tersebut.

Remaja yang memilki gangguan IAD secara signifikan merusak materi putih otak yang menghubungkan bagian otak lainnya, yang memainkan peran penting dalam pengolahan emosi, perilaku kecanduan, kompulsif dan sulit mengambil keputusan.

Para ilmuwan menduga kerusakan tersebut disebabkan oleh terganggunya mielin, selubung lemak yang membantu kerja saraf. Rusaknya selubung tersebut mengganggu komunikasi dalam otak sehingga seseorang berpikir perilakunya berharga dan harus diulangi terus menerus. Kerusakan inilah yang menjadi cikal bakal dari berbagai jenis kecanduan.

Kepribadian Dapat Pengaruhi Berat Badan Seseorang

Apakah tipe kepribadian Anda? Apakah Anda tipe orang yang disiplin dan tertib, atau malah tipe manja dan impulsif? Sebuah penelitian yang dari National Institute of Health menunjukkan bahwa kepribadian sangat mempengaruhi berat badan seseorang.


Menurut penelitian, faktor utama terjadinya obesitas-makanan dan gaya hidup tak sehat-dapat menyebabkan risiko penyakit jantung, diabetes tipe 2, jenis kanker tertentu, arthritis, hingga masalah psikologis (misalnya rendahnya kepercayaan diri) dan secara signifikan memperpendek usia hidup.

Karena berat badan bisa mewakili gaya hidup, para peneliti lantas memperkirakan bahwa kepribadian dapat mempengaruhi kemampuan seseorang untuk mempertahankan berat badannya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 orang selama 50 tahun, kepribadian impulsif cenderung mengalami kelebihan berat badan dan obesitas, sementara orang yang berkepribadian disiplin cenderung lebih memiliki berat badan normal.

Peneliti menduga orang yang berkpribadian disiplin selalu taat melakukan diet sehat dan menyusun jadwal rencana olahraga, sementara orang yang impulsif cenderung mudah menyerah pada godaan, baik makanan ataupun alkohol.

Peneliti berharap dengan hasil penelitian ini diharapkan ada cara-cara terbaru dalam mengatur dan menurunkan berat badan. Misalnya, orang dengan impulsif tinggi dan ketelitian rendah bisa belajar dari orang yang disiplin untuk program penurunan berat badan yang sehat.

Wanita Hamil Tak Perlu Makan Banyak

Wanita hamil sangat membutuhkan banyak nutrisi untuk mendukung dirinya dan janin yang dikandung. Akibatnya banyak dari mereka merasa perlu makan dua kali lebih banyak. Masyarakat menganggap ini peningkatan nafsu makan yang wajar.


Namun, kebiasaan ini membuat mereka cenderung mengalami kenaikan berat badan yang cukup parah. Kondisi ini bisa berdampak membahayakan mereka. Tapi bertentangan dengan mitos, ahli kesehatan memperingatkan wanita hamil tak benar-benar perlu makan untuk dua orang. Penelitian di Inggris menemukan, jika wanita hamil tak butuh makan lebih banyak. Sebab kalori ekstra untuk memasuki trimester ketiga sudah mencukupi.

Penelitian menyebutkan jika mereka hanya perlu 200 kalori ekstra per hari. Jumlah ini sama dengan dua potong roti putih. Kebanyakan wanita yang kelebihan berat badan selama kehamilan memiliki peningkatan risiko komplikasi dua kali lipat dari perempuan normal. Wanita yang kelebihan berat badan atau obesitas memiliki kesempatan penggumpalan darah di kaki dan paru-paru sehingga berpotensi membahayakan nyawa mereka saat melahirkan. Mereka bahkan memiliki risiko keguguran atau melahirkan anak prematur.

Meski begitu, wanita dilarang diet selama masa kehamilan. Philippa Marsden, Ketua Komite Pasien Gynaecologist Inggris, mengatakan menurunkan berat badan dengan diet selama kehamilan dapat membahayakan kesehatan janin.

"Ubah pola diet Anda dengan makanan sehat yang dapat membuat Anda mengalami kenaikan berat badan dan bahkan mungkin turun," ungkapnya. Ia menambahkan, paramedis dapat membantu wanita kelebihan berat badan jika mereka berencana untuk hamil lagi di masa mendatang atau setelah mereka melahirkan.

Penyebab Gangguan Pencernaan Atau Heartburn

Sering bersendawa, perut kembung dan rasa mual setelah makan merupakan ciri utama dari gangguan pencernaan yang sering dialami penderita perut sensitif, seperti heartburn.


Hampir semua orang pernah mengalami gejala heartburn. Heartburn merupakan sebuah kondisi rasa nyeri atau panas pada perut Anda yang merupakan gejala dari kebanyakan acid reflux (asam lambung berlebih). 

Beberapa penyebab heartburn sudah diketahui dengan jelas, seperti makanan yang pedas. Tetapi ternyata selain makanan, ada juga beberapa penyebab lain dari heartburn tersebut, seperti berikut ini yang dikutip melalui Men's Health, 

Kopi
Tahukah Anda jika kopi, baik yang berkafein maupun non kafein, dapat menyebabkan heartburn? Penelitian menunjukkan bahwa kopi mengandung bahan-bahan yang dapat menyebabkan peningkatan asam di perut. Asam dari kopi dapat mengiritasi lapisan lambung yang menyebabkan rasa tidak nyaman di perut. Minum kopi lebih dari dua cangkir cangkir ternyata dapat meningkatkan asam dalam perut. Jadi kurangilah kebiasaan minum kopi Anda jika tak mau terkena heartburn.

Ngemil Malam
Mendadak terserang rasa nyeri di dada saat akan tidur? Bisa jadi karena Anda makan sebelum beranjak naik ke kasur. Ketika Anda berdiri atau duduk, gaya gravitasi membantu menurunkan makanan dan air liur Anda sebagai antasid alami yang membersihkan kerongkongan. Ketika Anda tidur, Anda tidak lagi memiliki gravitasi dan memproduksi air liur. Bila Anda ingin makan, makanlah 2-3 jam sebelum tidur. 

Sabuk ketat
Penggunakan tali pinggang yang ketat meningkatkan tekanan dalam perut. Hal ini menyebabkan isi perut Anda mendorong lebih keras katup yang menyimpan makanan dalam perut.

Berat Badan
Salah satu resiko terbesar terjadinya heartburn adalah obesitas. Semakin berat badan seseorang, maka kemungkinan mengalami heartburn akan semakin besar. Berlebihnya lemak di perut serta senyawa kimia yang dilepaskan oleh lemak tubuh sebagai salah satu kemungkinan penyebabnya. Sebuah penelitan yang dilakukan pada tahun 2003 yang dimuat di the Journal of the American Medical Association menemukan bahwa resiko untuk mengalami gejala asam lambung akan meningkat seiring dengan meningkatnya BMI kita. Hubungan tersebut juga lebih terlihat pada wanita dibandingkan pria (terlebih pada wanita yang mengalami pre menopause).

Kacang Kenari Sebagai Antioksidan Tertinggi

Kacang kenari dikenal sebagai pelengkap kue, juga bermanfaat bagi tubuh. Para ilmuwan menemukan bahwa kenari merupakan kacang yang paling baik dan sehat untuk dikonsumsi karena mengandung Antioksidan tertinggi.
Penelitian yang dilakukan oleh Joe Vinson, Ph.D dari University of Scranton, menunjukkan dari sembilan kacang yang diteliti, kacang kenari menjadi kacang dengan antioksidan paling tinggi.

"Peringkat kenari berada di atas bila dibandingkan dengan kacang Brazil, pistachio, pecan, kacang tanah, almond, makademia, kacang mede dan hazelnut, " ungkap Dr.Vinson.

Kacang kenari mengandung kadar tinggi akan polifenol, sebuah antioksidan yang dapat melindungi tubuh dari molekul-molekul yang dapat merusak jaringan. Sementara, kacang Brazil dan pistachio mengandung polifenol lebih sedikit dibanding kenari. Kacang mede dan hazelnut mengandung antioksidan dengan tingkat paling rendah.

Antioksidan dalam kenari mentah mengandung 15 kali lebih besar manfaatnya dibandingkan vitamin E, yang bisa melindungi tubuh menghadapi kerusakan alami kimiawi. Kacang mede yang dipanggang terdiri dari dua kali kandungan vitamin E.

Dr Vinson juga mengatakan bahwa banyak orang yang memilih untuk tidak mengonsumsi kacang karena menganggap kacang makanan tak sehat.

"Kacang mengandung serat yang tinggi, kadar lemak jenuh yang rendah, lemak tidak jenuh yang tinggi, dan antioksidan yang amat banyak. Kacang-kacangan adalah cemilan bernutrisi dan antioksidan bioaktifnya memberikan manfaat kesehatan yang signifikan bagi konsumen," tambahnya.

Meskipun begitu, Dr Vinson mengingatkan masyarakat bahwa hanya boleh mengonsumsi kenari dalam porsi kecil, yakni tujuh butir kacang kenari setiap hari.