Teknologi Pengenal Wajah Bantu Temukan Pria yang Hilang

Tags

Seseorang pria yang sakit jiwa di Cina yang hilang sepanjang lebih dari satu tahun, pada akhirnya dapat menyatu kembali dengan keluarganya sesudah diidentifikasi oleh jaringan pengawasan muka atau Facial Recognition. Pria berumur 31 th. itu tinggal dirumah sakit mulai sejak Januari 2017 sesudah pihak berwenang menemukannya kebingungan di satu negara di stasiun kereta Chongqing. Petugas rumah sakit tidak bisa mengidentifikasi pria itu. Tetapi, sesudah mereka menghubungi perusahaan pengenalan muka, mereka pada akhirnya bisa temukan siapa pria itu.

Teknologi Pengenal Wajah Bantu Temukan Pria yang Hilang

Dengan mengkaitkan photo berwajah dengan catatan umum, perusahaan tehnologi itu temukan pria itu datang dari prefektur Liangshan Yi di Sichuan, sebagian ratus mil jauhnya dari tempat dia diketemukan. Pria itu, yang belum juga dijelaskan namanya, lalu dipertemukan kembali dengan saudaranya. Pemakaian tehnologi pengenalan muka di Cina sudah menebar secara cepat dalam satu tahun lebih paling akhir, terlebih untuk maksud penegakan hukum. Satu diantara aplikasi untuk piranti lunak sesuai sama itu yang sekarang ini tengah dieksplorasi yaitu untuk menangkap serta beberapa jaywalker, baik di kota-kota jumbo ataupun kecil. 

Jadi sisi dari skema, camera pengintai atau kacamata pandai juga akan menangkap beberapa orang yang tengah jalan, sesudah tehnologi pengenalan muka bertenaga AI mengidentifikasi mereka. Pemberitahuan serta denda juga akan di kirim menuju pelanggar lewat pesan teks. Dampaktivitas pengenalan muka untuk kepolisian dapat dibuktikan minggu lantas, sesudah seseorang buronan diidentifikasi dari kerumunan sekitaran 50 ribu orang di konser pop di Nanchang di propinsi Jiangxi. 

(Buronan itu) disangka ikut serta dalam kejahatan ekonomi serta tercatat di system on-line nasional. Dia begitu terperanjat serta mempunyai muka kosong saat kami menangkapnya. Pervasiveness tehnologi pengenalan muka di negara ini sudah menyebabkan perbincangan mengenai privacy, dengan kepala perusahaan tehnologi Baidu beberapa waktu terakhir memperoleh kecaman karna komentar yang dia bikin mengenai pemakaian data pribadi. Pendiri Baidu, Robin Li bln. mengakui begitu mengerti problem privacy, termasuk juga perlindungan data. Menurut dia, beberapa orang Cina lebih terbuka, atau tidaklah terlalu peka mengenai problem privacy. 

Bila mereka bisa bertukar privacy untuk kenyamanan atau efisiensi, mereka bersedia mengerjakannya dalam banyak masalah, jadi kita bisa memakai semakin banyak data itu, tuturnya.

Artikel Terkait